Sabtu, 02 Februari 2013

Gue;"Sedikit Tentang Kalian" (Part 2)

"Namasthe Aap Kaise hai?,Mera naam Sameer hai,Mai Indonesia merahta hu" hehehehhe..


Assalamualaikum wr wb...

Pagi yang dingin,semangat masih mengepul-ngepul di otak. Sempat lelah,karena tadi malam nyuci baju yang entah sudah berapa hari enggak di cuci dan yang sudah penuh 1 ember mandi besar dengan aroma khas busuknya,hihihihi,ditambah lagi dengan kesibukkan di awal tahun 2013 ini yang menghadang pikiranku dan aktivitas ku.

Sebelumnya juga sudah berpusing ria,mungkin migrain lagi berkutat di kepala ku.lelah,letih ato Kurang tidur kayaknya sih, tapi telah terusir oleh semangat pagiku. Shubuh usai, bersih2 diri usai juga. Dan sekarang stay di depan Agenda Catatan Rutinitas yang lengkap dengan seperangkat alat sholatnya Ħiii¨¨Ħiii¨¨Ħiii.(Dengan Pikiran Jernih dan coretan pena tentunya)

Hebat !!!

Kali ini Samir bukan sedang fokus mengerjakan tugas, tapi sedang memutar-mutar otak mencari kalimat-kalimat,kata2 yang tepat untuk menguatkan warna-warni cerita pagi ini.

1,2,3 oke, mari kita mulai!,simak pelan2 yak!!.

Sebelumnya, silakan baca basmalah dulu untuk memulainya, setelah itu baca Yasiin, sekalian deh jus 30 ( hehehehe ). Ini tentang sebuah cerita berkelanjutan, guys,ya sebelumnya sambungan catatan yg kemarin tertunda "Gue;Life Is Cruel,Man" ! Baca dengan seksama dan nggak boleh disingkat2,kalau ketahuan di baca sepenggal2,siap-siap deh barbel melayang wkwkwkwkwk...just,just kidding..

Oke Let's Go...!

Dia perempuan. Bukan Nenekku,tetanggaku, atau pun sahabat-sahabat yang lainnya.

Bukan!

Dia perempuan yang sentuhannya selembut udara pagi, senyumannya mendamaikan seisi bumi, hingga terkadang kesedihannya menjadikan langit ikut merasakannya,seperti pagi ini yang kurasakan. Aku heran, mengapa bisa demikian? Begini awalnya ...

"Panggil namaku Ibuk, Nak .."

Itulah kalimat yang terus terulang dan kudengar hampir setiap hari. Sosoknya yang berkata bahwa dia bernama"Ibuk" selalu saja mucul di hadapanku. Kurang lebih 30 centimeter di depan wajahku. Terkadang malah sangat dekat hingga sedekat Film-nya "5cm". Tak sungkan mencium dahiku, menggoyang-goyang tubuhku, menutupi tubuhku dengan baju-baju mungil, menenangkanku saat aku mulai tidak diperhatikan dengan berkata

"Cup.. cup.. Jangan nangis ya,"

Ah, manis sekali. Aku menurutinya untuk Tak menangis dan mulai tersenyum saat wajahnya menggodaku, sesekali mengagetkan aku dengan berkata

"Ciluk.. Baa.."

Itu hal yang paling aku suka. Wajahnya menyenangkan. Aku yakin dia sangat,sangat baik. Baik sekali.

"Mamak", aku suka dengan panggilan itu. Panggilannya menjadikan aku dekat. Walaupun semakin besar tubuh dan umurku aku semakin nakal, tapi caranya dalam menyayangiku tak pernah pudar. Mengapa aku begitu yakin? Sebab ada raut keikhlasan di wajahnya. Dia selalu merawatku, memberi wajahku bedak agar terlihat comel,ganteng.sesekali memotong kuku ku saat kuku ku mulai memperlihatkan warna kehitaman di ujung sela sela-nya, meniup mataku dengan Kasih Sayang saat aku kelilipan, menyuapiku dengan makanan kesukaanku, dan cara-cara manis lainnya. Semuanya ikhlas dan tidak sekalipun meminta tagihan kepadaku,ehhhm entah kapan aku bisa membalasnya.

..........

Hingga waktu terus bergulir semakin ke depan. Aku mulai tahu,orang lain yang juga sangat baik di tempat ini(rumahku). Mereka adalah Bapak dan ke-4 saudara ku yang lainnya,juga 2 sepupuku. Tapi Bapak cenderung kaku dan berwatak keras, tapi sangat menyayangiku. Aku sering digendongnya saat sore hari. Berjalan-jalan di depan rumah,sesekali juga di bawa berkeliling kota dengan sepeda motor Honda Astrea 800-nya. Sesekali berceloteh yang aku tak faham apa maksudnya

Saat aku masih kecil.Aku suka caranya menyayangiku. Manis sekali.
Bapak selalu mengingatkanku, menasehatiku, tak jarang memarahi dan menghukumku saat aku berbuat kesalahan. Dan aku semakin tahu, yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik. Itu semua berkat cinta dan kasih-nya.walaupun beliau hanya mendidikku hanya sebatas usiaku 9 tahun.Dan kini aku semakin paham cara beliau mendidikku dan mendidik kami semuanya.

Lain bapak, lain pula kakakku. Dia itu kakak yang abstrak, sering nakal padaku, tapi juga sering baik padaku. Dia lebih banyak diam. Yang aku suka adalah saat dia marah karena aku menggangunya waktu ketika belajar bersama dengan Teman2nya. Ah, padahal akulah si pencair suasana, hehehe(malah di anggap pecundang).

Tapi, aku yakin mungkin itulah caranya menyayangiku.Aneh sih, tapi aku yakin suatu hari nanti aku pasti cepat memahaminya.

Cerita berlanjut, cerita mengukir, aku mengalami banyak pengalaman manis di keluarga ini. Saat kenyataannya aku hanyalah si bungsu yang kurang didik-kan, aku sempat iri pada saudara2 ku yang lain-nya,sepertinya aku di abaikan.Aku tak suka situasi ini. Aku tak lagi dimanja. Aku tak lagi sepenuhnya diperhatikan. Aku iri pada kakak2ku. Dan rasa itu berlanjut hingga usia sekolah. Berefek panjang saat aku belum sepenuhnya berfikir dewasa. Aku benar-benar tak menyukainya. Namun kalian tahu, aku menyesal. Sangat menyesal. Mengapa aku begitu terlihat bodoh? Mengapa aku berani tak menyukainya? Berani iri dengannya? Jelas dia adalah saudaraku,kakakku sendiri,kakak kandungku. Ah bodoh! Sangat bodoh!(Aku salah,Ternyata orang tua ku sangat adil)

Aku bersyukur, sebelum semua terlambat aku masih diberi kesempatan mengganti semua salahku dengan semua kasih sayangku. Dan semua itu datang karena sebuah kesadaran dan kedewasaan. Aku menyayanginya. Aku banyak bercerita padanya, aku mulai banyak berbagi dengannya. Entah berbagi cerita,berbagi ilmu, berbagi suka dan duka.yang penting semuanya kubagikan buat mereka dengan rasa ikhlas. Dan kalian tahu,Itu sangat melegakan hatiku. Hingga saat ini, aku dan dia begitu dekat. Aku jadi ingat salah satu quote-nya Pak Darwis Tere Liye

"Benarlah kata orang-orang bijak, selepas sebuah pertengkaran, dua musuh bisa menjadi teman baik. Apalagi dua sahabat, selepas pertengkaran, mereka bisa menjadi sahabat sejati."

Tapi, ini tentang saudara2 ku, selepas rasa iri, kita menjadi saudara dan sahabat sejati . Hehehe

Carry On
Lanjutkanlah sameer.

Mungkin segini dulu cerita saya yang cenderung tanpa alur yang pasti. Lain kali pasti samir upload photo saya,kakak2ku sekalian foto bapak ibuk. Biar tambah so sweet.

One day, we can meet
One day, we can be a part
But, I hope, this story will be continue
Cause Allah SWT loves us
Cause I love you cause Allah SWT


To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar